Museum Radya pustaka Solo merupakan museum tertua di Indonesia. Museum ini beralamat di jalan Slamet Riyadi Surakarta di komplek taman Sriwedari. Museum radya pustaka di bangun pada tahun 1890. Letak museum di jalan Slamet Riyadi mudah di jangkau. Tepatnya di depan Gramedia Solo agak ke Kanan. Walaupun museum ini bersejarah dan berada di jalan jantung kota Solo, banyak wisatawan yang melewatkan tempat ini. Buktinya waktu saya datang hanya beberapa saja yang datang, Padahal di sebelah nya lagi ada job fair, kok tidak ada yang tertarik berkunjung sembari ikut job fair.
Setelah beberapa bulan di renovasi kini museum radya pustaka telah di buka kembali. Museum Radya pustaka buka mulai pukul 08.00 WIB. Untuk tiket masuk per orangnya Rp 5000. Museum ini setelah di renovasi agak berbeda kesan kuno masih ada namun tak kentara seperti dulu.
Beberapa waktu lalu, Saya datang dengan membayar tiket 5000 rupiah. Sayang sekali tidak ada guide yang mengantar kami. Tak ada seorang pun yang menjelaskan. Sampai di dalam museum mulai dari depan terdapat koleksi tembak. Saya mulai mengamati detail satu per satu koleksi bersejarah di tempat tersebut. Tak seperti yang saya sangka, ternyata informasi mengenai tombak yang ada di museum sangat minim. Hanya beberapa saja yang ditulisi keterangan. Hal ini membuat pengunjung bingung.
Setelah menjelajahi halaman depan, tak sengaja saya melihat sebuah kotak musik hadiah dari napoleon bonaparte untuk raja Solo pada waktu itu. Selain kotk music ada lagi peninggalannya yaitu vas bunga.
Setelah itu saya masuk ke dalam museum yang berisi piringan porselen. Di sini ternyata ada vas bunga peninggalan ssejarah yang merupakan hadiah dari Napoleon Bonaparte. Hal ini menunjukkan bahwa pada zaman dahulu terjadi hubungan antara kerajaan Surakarta dengan Napoleon Bonaparte.
Saya mengelilingi museum tersebut, ada juga koleksi berupa gamelan yang lengkap dengan alat-alatnya. Di ruang tengah ada koleksi wayang kulit, wayang golek, wayang dari rumput eits tapi gak ada wayang orangnya hehe.
Koleksi yang lain adalah kepala perahu Rajamala disebelah samping. Agak aneh sih di ruangan tersebut ada menyannya cukup terasa bau menyannya.
Di ruang terakhir masih sedikit acak-acakan walaupun sebagian sudah di tata. Di ruang paling belakang ada beberapa koleksi juga seperti miniature pemakaman raja-raja di imogiri.
Yap selesai sudah penjelajahan kami. Saat akan balik, saya penasaran dengan ruang yang ada di samping lagi, ada beberapa koleksi relief di sana. Saya agak kecewa karena relief yang ada minim informasi. Jadi ingat dulu pernah ada kasus pengelola Museum ini yang menjual koleksi relief ke salah satu pengusaha, bagaimana ya kisahnya dulu kok bisa pagar makan tanaman.
Museum Radya Pustaka Surakarta |
Museum Radya Pustaka Mulai Dibuka
Setelah beberapa bulan di renovasi kini museum radya pustaka telah di buka kembali. Museum Radya pustaka buka mulai pukul 08.00 WIB. Untuk tiket masuk per orangnya Rp 5000. Museum ini setelah di renovasi agak berbeda kesan kuno masih ada namun tak kentara seperti dulu.
batu peringatan radyapustaka |
Beberapa waktu lalu, Saya datang dengan membayar tiket 5000 rupiah. Sayang sekali tidak ada guide yang mengantar kami. Tak ada seorang pun yang menjelaskan. Sampai di dalam museum mulai dari depan terdapat koleksi tembak. Saya mulai mengamati detail satu per satu koleksi bersejarah di tempat tersebut. Tak seperti yang saya sangka, ternyata informasi mengenai tombak yang ada di museum sangat minim. Hanya beberapa saja yang ditulisi keterangan. Hal ini membuat pengunjung bingung.
Terdapat Peninggalan Raja Napoleon Bonaparte
Setelah menjelajahi halaman depan, tak sengaja saya melihat sebuah kotak musik hadiah dari napoleon bonaparte untuk raja Solo pada waktu itu. Selain kotk music ada lagi peninggalannya yaitu vas bunga.
Setelah itu saya masuk ke dalam museum yang berisi piringan porselen. Di sini ternyata ada vas bunga peninggalan ssejarah yang merupakan hadiah dari Napoleon Bonaparte. Hal ini menunjukkan bahwa pada zaman dahulu terjadi hubungan antara kerajaan Surakarta dengan Napoleon Bonaparte.
Vas Peninggalan Napoleon Bonaparte |
Melihat Koleksi Museum Radya Pustaka
Saya mengelilingi museum tersebut, ada juga koleksi berupa gamelan yang lengkap dengan alat-alatnya. Di ruang tengah ada koleksi wayang kulit, wayang golek, wayang dari rumput eits tapi gak ada wayang orangnya hehe.
Jenis-jenis wayang |
Di ruang terakhir masih sedikit acak-acakan walaupun sebagian sudah di tata. Di ruang paling belakang ada beberapa koleksi juga seperti miniature pemakaman raja-raja di imogiri.
miniatur pemakaman raja |
Yap selesai sudah penjelajahan kami. Saat akan balik, saya penasaran dengan ruang yang ada di samping lagi, ada beberapa koleksi relief di sana. Saya agak kecewa karena relief yang ada minim informasi. Jadi ingat dulu pernah ada kasus pengelola Museum ini yang menjual koleksi relief ke salah satu pengusaha, bagaimana ya kisahnya dulu kok bisa pagar makan tanaman.
Labels:
my travelling,
wisata buatan,
wisata pendidikan
Thanks for reading Berkunjung ke Museum Radya Pustaka Solo Setelah di Renovasi. Please share...!
0 Comment for "Berkunjung ke Museum Radya Pustaka Solo Setelah di Renovasi"